Foto Kegiatan Konfrensi PCNU Majalengka di Podok Pesantren Manbaul Huda Cisambeng palasah
JIKA KALIAN
KEMBALI, MAKA KALIAN AKAN MATI TENGGELAM DI LAUTAN KARENA SEMUA KAPAL SUDAH
SAYA HANCURKAN, AKAN TETAPI JIKA KALIAN MAJU UNTUK BERPERANG, MAKA KALIAN AKAN
MATI SYAHID DAN MENDAPATKAN SURGA ALLAH SWT, YANG KEKAL ABADI
( Pidato Sayid Thoriq Bin Ziad, RA
sebelum perang Xeres/ Salib)
Di dalam
sebuah hadits yang shahih diriwayatkan dari Sidi Abdullah bin Abbas radhiallahu
anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman:
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ
بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا
افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي
يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ
بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ،
وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ
“Siapa
yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada
taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah
dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu
mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang
fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku
adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia
gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya
yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku
berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (H Riwayat Imam Bukhari).
Hadits ini
menunjukkan kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Lantas bagaimana Allah
mencintai hamba-Nya? Adakalanya, seseorang sering melakukan kemaksiatan, namun
rezekinya lapang. Ia lalu beranggapan bahwa Allah tidak murka kepadanya, Allah
tidak marah kepadanya. Allah masih mencintainya karena Allah masih melapangkan
rezekinya.
Al-Hakim
dalam Mustadraknya yang disetujui oleh
Imam Adz-dzahabi akan kesahihannya, menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ
بِالْآخِرَة
“Sesungguhnya
Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam
perkara akhirat”.
Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:
Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:
يَعْلَمُونَ
ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka
hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)
Jamaah
sidang Jum’at rahimakumullah
Lantas apa
ciri-ciri orang yang dicintai Allah?
Pertama, Dia
dibimbing oleh Allah. Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut
akan berada dalam tuntunan Allah Ta’ala. Allah Arahkan dia dalam kebaikan.
Allah tidak ridho langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah tidak Ridho
matanya melihat apa yang dibenci oleh Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya
mendengar apa yang dibenci Allah ta’ala. Apakah artinya dia maksum?
Dia tidak
maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang dicintai oleh Allah
ketika melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang baik, kepadanya
diarahkan kepada kebaikan, maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing oleh Allah
untuk mudah sadar dan kembali kepada-Nya dengan bertobat.
Lihatlah
Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu, sahabat yang dia
datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia mengatakan, “Ya
Rasulullah sucikan aku!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan
kepada para sahabat apakah sahabat Maiz sudah gila? Para sahabat mengatakan,
“Tidak wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia dalam keadaan waras.”
Ma’iz
disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada Rasulullah seraya
mengatakan “Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena telah
melakukan perbuatan zina. Rasulullah masih belum yakin dan memastikan apakah ia
berbicara secara sadar.
Setelah tiga
kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah kematiannya,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
لقد
تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم
“Maiz
betul-betul telah bertaubat yang sempurna. Seandainya taubat Maiz dapat
dibagi-bagikan di tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat mereka”.
Jadi, ciri
pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia
tidak kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya.
Jamaah
sidang Jum’at rahimakumullah
Kemudian
ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala akan
mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya karena Allah dan dia
mencintai mereka karena Allah Ta’ala
Cinta karena
Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah kepada seseorang.
Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena Allah Ta’ala,
akan mudah melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap melekat.
berbeda dengan kecintaan yang dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh
karena itu dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam muslim
Rasulullah bersabda:
أَوْثَقُ
عُرَى الْإِيمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ
فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Ikatan
iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah,
serta cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)
Contoh dalam
masalah ini adalah Sidi Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Sidi Ibnu Al Jauzi
mengisahkan ketika Sidi Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau
menangis karena melihat banyak temannya yang dekat dengan dirinya tidak
menjenguk, sehingga kemudian dia bertanya kepada pembantunya, “Ada apa dengan
teman-temanku ini? kenapa mereka tidak menjengukku?”
Maka
pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui bahwa mereka
tidak menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat memiliki hutang
kepadanya. Maka Sidi Saad bin Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah memisahkan
antara diriku dan para sahabatku yang membangun cinta karena Allah Ta’ala.”
Saat
kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong sebanyak orang
yang berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan dirham.
Kantong-kantong itu kemudian dibagikan kepada orang yang berhutang kepadanya
dan dia mengatakan semua utang mereka bebas karena Allah Ta’ala.
Jamaah
sidang Jum’at rahimakumullah
Kecintaan
karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan sesungguhnya kecintaan kepada Allah
Ta’ala akan menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla. Kemudian ciri
berikutnya di antara tanda cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi ujian
oleh Allah.
Jangan
memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian yang Allah
berikan kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah berikan
kepada hamba-Nya merupakan bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.
Oleh karena
itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya sibuk jangan dunia
sehingga fokusnya hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala.
Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan Allah memberikan ujian kepada-Nya,
agar dia tahu ke mana dia pulang.
Dalam hal
ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa
ta’ala karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Baginda Nabi
kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyatakan kepada para sahabat
bahwa beliau adalah orang yang paling besar ujiannya di antara mereka.
0 Response to "Apa saja CIiri-ciri Orang yang di Cintai Oleh Allah SWT! Silahkan Baca"
Post a Comment