HUMOR SUFI " SIDI ABU NAWAS DALAM CERITA MASALAH LIBERAL"



LIBERAL
            Abu Nawas adalah seorang Ulama “nyleneh” yang sangat akrab dengan pusat kekuasaan Kholifah Harun al-Rasyid di Bagdad, satu dari pimpinan Daulah Bani Abasiyah. Kritik dan pendapat-pendapatnya – menjadi rujukan Kholifah dalam menentukan kebijakan kenegaraan. Tapi perilaku Abu Nawas sering aneh-aneh dan tidak bisa difahami kebanyakan orang.
            Syahdan. Suatu hari Abu Nawas berpidato di hadapan orang banyak dikeramaian kota. Di situ ia mengumumkan – semacam pernyataan sikap kepada pers pada jaman sekarang  - tiga hal :
-        Bahwa dirinya sekarang membenci kepada yang haq.
-        Bahwa ia juga menyintai fitnah, dan
-        Hingga saat ini  ( waktu pernyataan dikeluarkan), dia lebih kaya dari pada Tuhan.
Pernyataan ini sangat mengagetkat para ulama dan meresahkan masyarakat. Selintas, kalimat-kalimat tersebut menentang arus berpikir yang benar dan murtad secara agama. Maka kejadian tersebut segera dilaporkan kepada Kholifah, lalu Abu Nawas dipanggil. Setelah menghadap, terjadilah dialog sebagaiberikut :
-        Apa betul kamu mengumumkan bahwa kamu benci kepada yang Haq ?
-        Betul paduka. Bahkan paduka juga membenci yang haq,
-        Lo kok bisa. Apa buktinya.
-        Kematian kan haq, alam kubur juga haq, Bukankah paduka tidak senang akan kematian alam kubur, walau itu haq.
-        Betul juga kamu. Tapi pernyataanmu menyintai fitnah itu sangat mengganggu ketentraman masyarakat. Itu bisa menimbulkan permusuhan  dalam masyarakat. Berarti kamu telah berbuat kesalahan yang harus dihukum.
-        Bahkan tuan sendiri kan juga menyintai fitnah apa harus juga dihukum. Bukankah dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa anak dan istrimu itu fitnah.
-        O, begitu.
-        Tapi kalau benar kamu menyatakan bahwa lebih kaya dari pada Tuhan, itu takabur dan bertentangan dengan keimanan ?
-        Tidak yang Mulia. Itu kenyataan. Saya mempunyai anak, yang Mulia mempunyai anak, tapi Tuhan tidak.
Kholifah diam sejenak, lalu bertanya :
-        Lalu apa maksud sesungguhnya dari pernyataanmu itu ,

-        Saya ingin mengingatkan tuan untuk tidak melupakan kematian dan alam kuburnya, jangan lupakan Tuhan karena menyintai anak dan istri, serta selalu mematuhi Allah Yang Maha esa. Begitu.

0 Response to "HUMOR SUFI " SIDI ABU NAWAS DALAM CERITA MASALAH LIBERAL""

Post a Comment