Model Skripsi Tentang Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
TINJAUAN TEORITIS
1.
Konsep Pengetahuan
a.
Pengertian
Pengetahuan
( Knowledge ) adalah hal-hal yang kita ketahui tentang hal-hal yang kita
ketahui tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji
kebenarannya, di dapat melalui pengetahuan yang lebih mendalam ( Wasis, 20008
).
Pengetahuan
adalah kumpulan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah
orang yang di padukan secara harmonik dalam suatu bangun
ysng teratur ( Ahmadi, 2009 )
Pengetahuan
adalah hasil pengetahuan dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “ what “.
Sedangkan ilmu ( science ) bukan sekedar menjawab “what”, melainkan akan
menjawab pertanyaan “why” dan “how”. Pengetahuan hanya dapat menjawab
pertanyaan apa sesuatu itu. ( Notoatmodjo, 2010 ).
b.
Tingkat pengetahuan
Tingkat
pengetahuan menurut Notoatmodjo ( 2007 ) ada 6 yaitu :
1. Tahu ( know )
Tahu
artinya sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima.
2. Memahami ( Comprehension )
Memahami
diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi ( Application )
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis ( Analysis )
Analisis
adalah suatu kemampuan untuk meletakakn atau menghubungkan dalam suatu
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu
kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-formula yang ada.
5. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi
diartikan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
objek.
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Umur
Bertambahnya
umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh,
akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2. Pendidikan
Pendidikan
akan mempengaruhi daya serap seseorang terhadap informasi yang diterimanya.
Dengan pendidikan yang cukup baik terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu.
3. Pengalaman
Berdasarkan
fikiran kritis pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak maka
hasilnya adalah ilmu pengetahuan. Semua pengalaman pribadi merupakan sumber
pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari pengalaman.
4. Kepercayaan
Kepercayaan
adalah sikap untuk menerima suatu pertanyaan atau pendirian tanpa menunjukan
sikap pro anti kepercayaan. Kepercayaan itu berkembang yang sama. Kepercayaan
dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.
5. Sosial ekonomi
Lingkungan
sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi
dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi,
sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga.
( Notoatmodjo, 2007 ).
d.
Cara memperoleh pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo ( 2010 ), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Cara tradisional atau non ilmiah terdiri
dari :
a) Cara coba-salah ( Trial and Error )
Cara
ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya
peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya
pemecahannya dilakukan dengan coba-coba.
b) Secara kebetulan
Penemuan
kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang
bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan
sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh
orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakuka tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik
formal maupun non formal maupun non formal para pemuka agama, pemegang
pemerintahan dan lain sebagainya.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman
adalah guru terbaik demikian kata pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
e) Cara akal sehat ( comon sense )
Akal
sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.
Misalnya pemberian hadiah dan hukuman ( reward dan punishment ) merupakan cara
yang masih di anut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks
pendidikan.
f) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran
secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar
kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
g) Melalui jalan pikiran
Sejalan
dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut
berkembang. Dari sini manusia mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
2. Cara ilmiah atau modern
Cara
baru atau modern ini dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Car ini disebut metode penelitian ilmiah, atau
metodologi penelitian ( research metodologi ). Cara ini dikembangkan
oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir kemudian dikembangkan
oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yaitu:
a. Segala sesuatu yang positif yakni gejala
tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni
gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara
bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
e.
Cara mengukur pengetahuan
Cara
pengukuran pengetahuan yaitu dengan menggunakan tes. Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. ( Notoatmodjo, 2010 ).
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
pengetahuan responden mengenai materi yang ingin kita ukur. Pengetahuan dapat
dijadikan 3 kategori, yaitu:
a. Pengetahuan baik : 76%-100%
b. Pengetahuan cukup baik : 56%-75%
c. Pengetahuan kurang baik : 41%-55%
( Arikunto,2006 ).
2.
Konsep Dasar Sectio Caesarea ( SC )
a.
Pengertian
Sectio
Cesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan
utuh serta berat di atas 500 gram. ( Mitayani, 2009 ).
Sectio
Cesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan
dinding uterus ( Taufan, 2011).
Sectio
Cesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih
utuh dengan berat janin > 1000 gr atau umur kehamilan >28 minggu (
Manuaba, 2012 ).
b.
Jenis-jenis Sectio Cesarea
Menurut
Sofian ( 2012 ), jenis-jenis perasi sectio cesarea di bagi menjadi :
1.
Sectio
Cesarea Transperitonealis
Ø Sectio cesarea klasik atau corporal
dengan insisi memanjang pada korpus uteri
Ø Sectio cesarea ismika atau profunda atau
low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
2.
Sectio
cesarea ekstraperitonealis
Sectio
cesarea ekstraperitonealis yaitu sectio cesarea tanpa membuka peritoneum
parietale, dengan demikian tidak membuka kavum abdominis.
c.
Indikasi Sectio Cesarea
Indikasi sectio cesarea
menurut sofian ( 2012 ), meliputi :
1. Ibu
a. Plasenta previa sentralis dan lateralis
(poaterior)
b. Panggul sempit
c. Dispropporsi sefalopelvik
d. Rupture uteri mengancam
e. Partus lama ( prolonged Labor )
f. Distoria serviks
g. Preeklamsi dan hipertensi
2. Janin
a. Letak lintang
b. Letak bokong
c. Presentasi dahi dan muka
d. Gemeli jika janin pertama letak lintang.
e.
Komplikasi
Sectio Cesarea
Menurut
Sofian ( 2012 ), komplikasi sectio cesarea di bagi menjadi 4 macam yaitu :
1) Ineksi puerperal ( nifas )
2) Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa
hari saja
3) Sedang, dengan kenaikan suhu yang lebih
tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
4) Berat, dengan peritonitis, sepsis dan
ileus paralitik
f.
Proses penyembuhan luka
Menurut
Morison ( 2012 ), proses fisiologi penyembuhan luka dapat di bagi menjadi 4
fase utama yaitu :
1) Fase Inflamasi ( 0-3 hari )
jaringan
yang rusak dan sel mast melepaskan histamine dan mediator lain, sehingga
menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah sekeliling yang masih utuh serta
meningkatnya penyediaan darah ke daerah tersebut, sehingga menjadi merah dan
hangat.
2) Fase Destruktif ( 1-6 hari )
pembersihan
terhadap jaringan mati atau yang mengalami devitalisasi dan bakteri oleh
polimorf dan magrofag. polimorf menelan dan menghancurkan bakteri. tingkat
aktivitas polimorf yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat
berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut.
3) Fase Proliferatif ( 3-24 hari )
fibroblas
meletakkan substansi dasar dan serabut-serabut kolagen serta pembuluh darah
baru mulai menginiltrasi luka. Begitu kolagen diletakan, maka terjadi
peningkatan yang cepat pada kekuatan regangan luka.
4) Fase Maturasi ( 24-365 hari )
Dalam
setiap cidera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel epitel pada pinggir luka
dan sisa-sisa folikel rambut, serta glandula sebasea dan glandula sudorifera,
membelah dan muali bermigrasi diatas jaringan granula baru.
g.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Mwnurut
Kozier ( 2010 ), faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka adalah
sebagai berikut :
1. Pertimbangan usia perkembangan
Anak-anak
dan dewasa yang sehat sering kali mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat
dari pada lansia yang cenderung memiliki berbagai penyakit kronik yang dapat
menghambat penyembuhan luka. Sebagai contoh, penurunan fungsi hati dapat
mengganggu sintesis faktor pembekuan darah.
2.
Nutrisi
Proses
penyembuhan luka meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh. Pasien membutuhkan
makanan tinggi protein, karbohidrat, lipit, vitamin A dan C, serta mineral
seperti zat besi, zink, dan tembaga. Jika memungkinkan, pasien yang mengalami
malnutrisi diberikan waktu yang lebih banyak untuk memperbaiki status nutrisi
mereka sebelum menjalani pembedahan. Pasien obesitas lebih beresiko terhadap
infeksi luka yang lambat karena jaringan adiposa memiliki aliran darah yang
minimal.
Tetapi
nutrisi sangat penting untuk pasien yang lemah akibat penyakit. Pasien yang
telah menjalani operasi dan diberikan nutrisi yang baik masih tetap membutuhkan
sedikitnya 1500 Kkal/hari. Pemberian makan alternatip seperti melalui enteral
dan parental dilakukan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan asupan
makanan secara normal.
Nutrisi
yang tidak adekuat dapat mengganggu fase-fase proses penyembuhan. Misalnya,
defisiensi asam askorbat merupakan penyebab gangguan penyembuhan luka yang
paling sering. Penyakit ini dikenal sebagai skorbut . Asam askorbat merupakan
suatu kopaktor dalam hidroksilasi prolin menjadi asam amino hidroksiprolin pada
sintesis kolagen. Asam askorbat khususnya penting dalam proses penambahan
molekul oksigen guna membentuk gugus hidroksil dari hidroksiprolin. Jaringan
parut lama, memiliki aktivitas kolagenase
yang lebih tinggi dari pada kulit normal. Oleh karena itu, pada pasien
skorbut, jaringan parut akan retak lebih dahulu dibandingkan kulit normal.
Terapi penggantian vitamin C secara agresif harus segera dilakukan setelah
trauma mayor untuk mencegah komplikasi penyembuhan luka.
3.
Kebutuhan nutrisi ibu post partum sectio caesarea
a.
pengertian
Kebutuhan
nutrisi post partum meningkat di bandingkan masa sebelum hamil. Ibu post partum
yang menyusui ekslusif membutuhkan energi tambahan sebesar 330 kkal setiap hari
dibandingkan masa sebelum hamil. Kebutuhan energi tambahan ibu menyusui di
Indonesia Nomor : 1593/MENKES/SK/XI/2005 adalah sebesar 500 Kkal setiap
harinya. Ibu post sectio cesarea mengalami
peningkatan metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme. Nutrisi sangat
diperlukan untuk penyembuhan luka pada ibu post partum sectio cesarea sehingga
asupan nutrisi yang dianjurkan adalah tinggi kalori dan tinggi protein. ( Menkes, 2005 )
Ibu
post partum yang menjalani pembedahan dalam proses persalinannya beresiko
mengalami kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi disebabkan karena ibu harus
berpuasa sebelum pembedahan, adanya kecemasan menjelang pembedahan serta banyaknya energi yang
digunakan ibu saat persalinan sebelum akhirnya harus dilakukan bedah sesar.
Pada saat operasi, akan terjadi peningkatan hormon glucagon, kortikosteroid dan
katekolamin dan terjadi proses glukoneogenesis. Peningkatan hormon ini
menyebabkan peningkatan kebutuhan energi. Kekurangan nutrisi sebelum dan
sesudah pembedahan dapat terjadi sebelum dan saat menjalani kehamilan. (
Mansjoer, dkk, 2007 )
Ibu
hamil yang kurang nutrisi beresiko lebih besar mengalami kekurangan nutrisi
selama dan sesudah pembedahan. Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat
terjadi karena asupan nutrisi ibu tidak mencukupi kebutuhannya. Kekurangan
nutrisi yang dialami ibu akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu pada saat setelah
pembedahan. Ibu dengan bedah sesar yang direncanakan dapat mempersiapkan
dirinya memenuhi kebutuhan nutrisi lebih baik menjelang hari pembedahan,
sedangkan ibu yang tidak direncanakan untuk pembedahan tidak dapat melakukan
hal tersebut. Hal ini yang menyebabkan asupan nutrisi pasca pembedahan
merupakan hal yang sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan . ( Yunsook, 2003 ).
b.
Tujuan
Upaya
mencegah terjadinya infeksi pasca bedah salah satunya adalah asupan nutrisi
yang adekuat, tinggi kalori dan tinggi protein. Asupan nutrisi yang adekuat sebelum dan setelah pembedahan dapat
menurunkan komplikasi pasca pembedahan. ( Mansjoer, dkk, 2007 ).
Asupan
nutrisi tinggi kalori tinggi protein diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi
dan protein untuk pembentukan kolagen dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh
pasca bedah. Menurut Almatsier, 2006 nutrisi yang dibutuhkan ibu post sectio cesarea yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, besi, vitamin A, dan vitamin C. ( Almatsier, 2006 ).
Protein hewani mengandung asam amino yang
sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka. Menurut kandungannya, asam
amino terbagi atas asam amino essensial dan non essensial. Asam amino essensial
adalah asam amino yang sangat dibutuhkan dan hanya didapatkan dari protein
hewani yaitu lysine, methionine,
cystine, tryptophan, dan threonine. Hal ini menyebabkan pentingnya
mengkonsumsi protein yang bersumber dari protein hewani. ( Gibney, 2009 ).
Tabel 2.1
Bahan makanan sumber
protein hewani
Bahan
makanan
|
Berat ( gr )
|
urt
|
Daging sapi
Daging
ayam
Hati sapi
Didih sapi
Babat
Usus sapi
Telur ayam
Telur ayam
negri
Telur
bebek
Ikan segar
Ikan asin
Ikan teri
Udang
basah
Keju
Bakso
daging
|
50
50
50
50
60
75
60
60
60
50
25
25
50
30
100
|
1 potong sedang
1 potong sedang
1 potong sedang
2 potong sedang
2 potong sedang
3 bulatan
2 butir
1 butir besar
1 butir
1 potong sedang
3 sdm
¼ gelas
1 potong sedang
10 biji besar
10 biji besar
|
Sumber
: ( Mary, 2011 )
Tabel 2.2
Bahan makanan sumber
protein nabati
Bahan
makanan
|
Berat ( gr
)
|
urt
|
Kacang hijau
Kacang
kedele
Kacang
merah
Kacang
tanah terkupas
Kacang
tolo
Keju
kacang tanah
Oncom
Tahu
Tempe
|
25
25
25
20
25
20
50
100
50
|
2 ½ sdm
2 ½ sdm
2 ½ sdm
2 sdm
2 ½ sdm
2 sdm
2 potong sedang
1 biji besar
2 potong sedang
|
Sumber
: ( Mary, 2011 )
c.
Syarat
Menurut Almatsier ( 2006 ), asupan
nutrisi tinggi kalori tinggi protein memiliki persyaratan antara lain :
1. Energi dipenuhi sebesar 40-45 Kkal/kg BB
2. Protein sebesar 2,0-2,5 g/kg BB
3. Lemak sebesar 10-25 % dari kebutuhan
total
4. Karbohidrat, vitamin dan mineral sesuai
kebutuhan normal
5. Makanan di berikan dalam bentuk mudah
cerna
d.
Kebutuhan nutrisi
Penentuan
jumlah kalori dalam satu hari secara sederhan dapat dilakukan melalui
perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar. Pada
perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar digunakan
pedoman standar diet dalam satuan penukar. Standar diet adalah jenis jumlah
makanan untuk makan pagi, siang, sore dan makanan selingan dalam satuan penukar
yang sesuai dengan kebutuhan kalori. ( FKUI, 2010 ).
Kebutuhan
kalori pada ibu pasca bedah sesar disesuaikan dengan status gizinya. Ibu dengan
IMT normal, standar diet yang digunakan pada rentang 2100-2500 Kkal. Hal ini
diperoleh dari kebutuhan kalori pada berat badan normal sebesar 1700-1900 Kkal
kemudian ditambah dengan 330-550 Kkal untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Jenis
makanan memenuhi jumlah kalori sebesar 2100-2500 kkal.
Tabel 2.3
Standar diet seimbang
dalam satuan penukar
Pukul
|
Golongan Makanan
|
|
Energi (kkal)
|
|
|
2100
|
2300
|
2500
|
|||
07.00
10.00
13.00
16.00
17.00
|
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Minyak
Roti
Buah
Susu
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Minyak
Roti
Margarin
Buah
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Minyak
|
1
1
1
1
2
-
1
-
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
|
1 ½
1
1
1
2
½
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
|
2
1
1
1
2
½
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
|
|
Sumber
: ( FKUI, 2010 )
Standar
diet seimbang memungkinkan ibu
mengkonsumsi sumber bahan makanan yang bervariasi dengan kalori yang sama.
Bahan makanan yang bervariasi diharapkan memenuhi berbagai kenutuhan zat gizi
yang tdak semua ada pada satu jenis bahan makanan. Akan tetapi, ada ibu post
partum yang melakuka pantang makanan pada masa post partum dan pasca pembedahan
yang beresiko mengalami kekurangan zat gizi tertentu ( Budiyanti, 2010).
4.
Pengukuran status nutrisi
Mwnurut
Williams ( 1999 ), penilaian status
nutrisi dilakukan dengan empat cara yaitu :
1. Evaluasi diet dengan food recall, diet
history, dan periodik food record
2. Observasi klinis
3. tes biokimia darah
4. Anthropometri
Evaluasi diet
merupakan salah satu cara untuk mengkaji
kebiasaan makan ibu, baik jenis, jumlah dan komposisi makanan. Pencatatan jenis
makanan yang di konsumsi selama tiga hari umumnya digunakan untuk mengukur
status nutrisi ibu dengan melihat jumlah kalori yang dikonsumsi apakah
mencukupi jumlah kalori yang di buutuhkan.
5.
Jenis-jenis pantang makanan
Jenis-jenis
bahan makanan bagi ibu post partum berbeda antara satu dengan daerah lainnya.
Menurut Swasono ( 1997 ) beberapa jenis
makanan yang dipantang serta alasannya yaitu : Ikan, karena dianggap
menyebabkan perut menjadi sakit.
Ø Telur dan daging, karena telur dianggap
akan mempersulit penyembuhan luka sedangkan daging dianggap menyebabkan
perdarahan yang banyak.
Ø Buah-buahan yang berbentuk bulat, buah
dengan rasa yang asam, mangga, pepaya dan pisang karena dianggap akan menyebabkan
perut menjadi gendut seperti orang hamil.
Ø Sayur yang licin seperti daun talas,
daun seraung, kangkung, daun genjer, daun kacang karena dianggap menyebabkan
kemaluan menjadi licin.
Ø Roti, kue apem, makanan yang mengandung
cuka, ketupat dan makanan yang di tusuk seperti sate dengan alasan akan
menyebabkan perut menjadi besar.
Ø Makanan berserat seperti agar-agar,
sayur dan buah dengan alasan makanan berserat tersebut hanya untuk ibu yang
susah buang air besar. Ibu post partum hanya diperbolehkan mengkonsumsi lalapan
pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom, tahu, tempe dan kunyit bakar.
Pelanggaran terhadap pantangan makanan tersebut akan menyebabkan ibu mendapat
sangsi sosial dari keluarga dan lingkungan terdekat
B.
PENELITIAN TERKAIT
Dalam jurnal penelitian yang dilakukan
oleh Dewi ( 2012 ) penelitian ini
menunjukan bahwa pengetahuan tentang nutrisi dan perawatan luka sectio cesarea
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 33 responden ( 82% ), yang memiliki
pengetahuan kurang baik sebanyak 7 responden ( 17,5 % ), Dan mempunyai sikap
positip 9 responden ( 77,5% ), yang mempunyai sikap negatif 31 responden ( 22,5%
). ( Dewi, 2012 ).
C.
KERANGKA TEORI PENELITIAN
Bagan
2.1
Kerangka
konsep gambaran tingkat pengetahuan nutrisi ibu post partum sectio cesarea
|
||||
(
Arikunto, 2006 )
A.
KERANGKA KONSEP
Bagan
2.2
Kerangka konsep gambaran tingkat
pengetahuan nutrisi ibu post partum sectio cesarea
|
|||||
|
(
Alimul Aziz, 20007 )
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
0 Response to "Model Skripsi Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Nutrisi Post Sectio Cesarea BAB II"
Post a Comment