Model Skripsi Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Nutrisi Post Sectio Cesarea BAB II

Model Skripsi Tentang Kesehatan



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    TINJAUAN TEORITIS
1.      Konsep Pengetahuan
a.      Pengertian
Pengetahuan ( Knowledge ) adalah hal-hal yang kita ketahui tentang hal-hal yang kita ketahui tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya, di dapat melalui pengetahuan yang lebih mendalam ( Wasis, 20008 ).
Pengetahuan adalah kumpulan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang  yang  di padukan secara harmonik dalam suatu bangun ysng teratur ( Ahmadi, 2009 )
Pengetahuan adalah hasil pengetahuan dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “ what “. Sedangkan ilmu ( science ) bukan sekedar menjawab “what”, melainkan akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. ( Notoatmodjo, 2010 ).

b.      Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo ( 2007 ) ada 6 yaitu :
1.      Tahu ( know )
Tahu artinya sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima.
2.      Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat  menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3.      Aplikasi ( Application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4.      Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk meletakakn atau menghubungkan dalam suatu bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-formula yang ada.
5.      Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1.      Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2.      Pendidikan
Pendidikan akan mempengaruhi daya serap seseorang terhadap informasi yang diterimanya. Dengan pendidikan yang cukup baik terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu.
3.      Pengalaman
Berdasarkan fikiran kritis pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan. Semua pengalaman pribadi merupakan sumber pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari pengalaman.
4.      Kepercayaan
Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pertanyaan atau pendirian tanpa menunjukan sikap pro anti kepercayaan. Kepercayaan itu berkembang yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.
5.      Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga.
( Notoatmodjo, 2007 ).

d.      Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo ( 2010 ), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari :
a)    Cara coba-salah ( Trial and Error )
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba.
b)   Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c)    Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakuka tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal maupun non formal maupun non formal para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya.
d)   Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian kata pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
e)    Cara akal sehat ( comon sense )
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman ( reward dan punishment ) merupakan cara yang masih di anut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f)    Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
g)   Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari  sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
2.      Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau modern ini dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Car ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian    ( research metodologi ). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yaitu:
a.    Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b.    Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c.    Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e.       Cara mengukur pengetahuan
Cara pengukuran pengetahuan yaitu dengan menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. ( Notoatmodjo, 2010 ).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan pengetahuan responden mengenai materi yang ingin kita ukur. Pengetahuan dapat dijadikan 3 kategori, yaitu:
a.       Pengetahuan baik              : 76%-100%
b.      Pengetahuan cukup baik : 56%-75%
c.       Pengetahuan kurang baik : 41%-55%
( Arikunto,2006 ).

2.      Konsep Dasar Sectio Caesarea ( SC )
a.    Pengertian
Sectio Cesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram. ( Mitayani, 2009 ).
Sectio Cesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding uterus ( Taufan, 2011).
Sectio Cesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1000 gr atau umur kehamilan >28 minggu ( Manuaba, 2012 ).

b.      Jenis-jenis Sectio Cesarea
Menurut Sofian ( 2012 ), jenis-jenis perasi sectio cesarea di bagi menjadi :
1.        Sectio Cesarea Transperitonealis
Ø Sectio cesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri
Ø Sectio cesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
2.        Sectio cesarea ekstraperitonealis
Sectio cesarea ekstraperitonealis yaitu sectio cesarea tanpa membuka peritoneum parietale, dengan demikian tidak membuka kavum abdominis.

c.       Indikasi Sectio Cesarea
Indikasi sectio cesarea menurut sofian ( 2012 ), meliputi :
1.    Ibu
a.    Plasenta previa sentralis dan lateralis (poaterior)
b.    Panggul sempit
c.    Dispropporsi sefalopelvik
d.   Rupture uteri mengancam
e.    Partus lama ( prolonged Labor )
f.     Distoria serviks
g.    Preeklamsi dan hipertensi
2.    Janin
a.    Letak lintang
b.    Letak bokong
c.    Presentasi dahi dan muka
d.   Gemeli jika janin pertama letak lintang.

e.          Komplikasi Sectio Cesarea
Menurut Sofian ( 2012 ), komplikasi sectio cesarea di bagi menjadi 4 macam yaitu :
1)   Ineksi puerperal ( nifas )
2)   Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
3)   Sedang, dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
4)   Berat, dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik

f.     Proses penyembuhan luka
Menurut Morison ( 2012 ), proses fisiologi penyembuhan luka dapat di bagi menjadi 4 fase utama yaitu :
1)   Fase Inflamasi ( 0-3 hari )
jaringan yang rusak dan sel mast melepaskan histamine dan mediator lain, sehingga menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah sekeliling yang masih utuh serta meningkatnya penyediaan darah ke daerah tersebut, sehingga menjadi merah dan hangat.
2)   Fase Destruktif ( 1-6 hari )
pembersihan terhadap jaringan mati atau yang mengalami devitalisasi dan bakteri oleh polimorf dan magrofag. polimorf menelan dan menghancurkan bakteri. tingkat aktivitas polimorf yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut.
3)   Fase Proliferatif ( 3-24 hari )
fibroblas meletakkan substansi dasar dan serabut-serabut kolagen serta pembuluh darah baru mulai menginiltrasi luka. Begitu kolagen diletakan, maka terjadi peningkatan yang cepat pada kekuatan regangan luka.
4)   Fase Maturasi ( 24-365 hari )
Dalam setiap cidera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel epitel pada pinggir luka dan sisa-sisa folikel rambut, serta glandula sebasea dan glandula sudorifera, membelah dan muali bermigrasi diatas jaringan granula baru.


g.    Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Mwnurut Kozier ( 2010 ), faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka adalah sebagai berikut :
1.   Pertimbangan usia perkembangan
Anak-anak dan dewasa yang sehat sering kali mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat dari pada lansia yang cenderung memiliki berbagai penyakit kronik yang dapat menghambat penyembuhan luka. Sebagai contoh, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis faktor pembekuan darah.
2.        Nutrisi
Proses penyembuhan luka meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh. Pasien membutuhkan makanan tinggi protein, karbohidrat, lipit, vitamin A dan C, serta mineral seperti zat besi, zink, dan tembaga. Jika memungkinkan, pasien yang mengalami malnutrisi diberikan waktu yang lebih banyak untuk memperbaiki status nutrisi mereka sebelum menjalani pembedahan. Pasien obesitas lebih beresiko terhadap infeksi luka yang lambat karena jaringan adiposa memiliki aliran darah yang minimal.
Tetapi nutrisi sangat penting untuk pasien yang lemah akibat penyakit. Pasien yang telah menjalani operasi dan diberikan nutrisi yang baik masih tetap membutuhkan sedikitnya 1500 Kkal/hari. Pemberian makan alternatip seperti melalui enteral dan parental dilakukan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan asupan makanan secara normal.
Nutrisi yang tidak adekuat dapat mengganggu fase-fase proses penyembuhan. Misalnya, defisiensi asam askorbat merupakan penyebab gangguan penyembuhan luka yang paling sering. Penyakit ini dikenal sebagai skorbut . Asam askorbat merupakan suatu kopaktor dalam hidroksilasi prolin menjadi asam amino hidroksiprolin pada sintesis kolagen. Asam askorbat khususnya penting dalam proses penambahan molekul oksigen guna membentuk gugus hidroksil dari hidroksiprolin. Jaringan parut lama, memiliki aktivitas kolagenase  yang lebih tinggi dari pada kulit normal. Oleh karena itu, pada pasien skorbut, jaringan parut akan retak lebih dahulu dibandingkan kulit normal. Terapi penggantian vitamin C secara agresif harus segera dilakukan setelah trauma mayor untuk mencegah komplikasi penyembuhan luka.

3.      Kebutuhan nutrisi ibu post partum sectio caesarea
a.      pengertian
Kebutuhan nutrisi post partum meningkat di bandingkan masa sebelum hamil. Ibu post partum yang menyusui ekslusif membutuhkan energi tambahan sebesar 330 kkal setiap hari dibandingkan masa sebelum hamil. Kebutuhan energi tambahan ibu menyusui di Indonesia Nomor : 1593/MENKES/SK/XI/2005 adalah sebesar 500 Kkal setiap harinya. Ibu post sectio cesarea  mengalami peningkatan metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme. Nutrisi sangat diperlukan untuk penyembuhan luka pada ibu post partum sectio cesarea sehingga asupan nutrisi yang dianjurkan adalah tinggi kalori dan tinggi protein.  ( Menkes, 2005 )
Ibu post partum yang menjalani pembedahan dalam proses persalinannya beresiko mengalami kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi disebabkan karena ibu harus berpuasa sebelum pembedahan, adanya kecemasan menjelang  pembedahan serta banyaknya energi yang digunakan ibu saat persalinan sebelum akhirnya harus dilakukan bedah sesar. Pada saat operasi, akan terjadi peningkatan hormon glucagon, kortikosteroid dan katekolamin dan terjadi proses glukoneogenesis. Peningkatan hormon ini menyebabkan peningkatan kebutuhan energi. Kekurangan nutrisi sebelum dan sesudah pembedahan dapat terjadi sebelum dan saat menjalani kehamilan.         ( Mansjoer, dkk, 2007 )
Ibu hamil yang kurang nutrisi beresiko lebih besar mengalami kekurangan nutrisi selama dan sesudah pembedahan. Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat terjadi karena asupan nutrisi ibu tidak mencukupi kebutuhannya. Kekurangan nutrisi yang dialami ibu akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu pada saat setelah pembedahan. Ibu dengan bedah sesar yang direncanakan dapat mempersiapkan dirinya memenuhi kebutuhan nutrisi lebih baik menjelang hari pembedahan, sedangkan ibu yang tidak direncanakan untuk pembedahan tidak dapat melakukan hal tersebut. Hal ini yang menyebabkan asupan nutrisi pasca pembedahan merupakan hal yang sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan .                        ( Yunsook, 2003 ).

b.      Tujuan
Upaya mencegah terjadinya infeksi pasca bedah salah satunya adalah asupan nutrisi yang adekuat, tinggi kalori dan tinggi protein. Asupan nutrisi yang  adekuat sebelum dan setelah pembedahan dapat menurunkan komplikasi pasca pembedahan.       ( Mansjoer, dkk, 2007 ).
Asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk pembentukan kolagen dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh pasca bedah. Menurut  Almatsier, 2006  nutrisi yang dibutuhkan ibu post sectio cesarea  yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, vitamin A, dan vitamin C. ( Almatsier, 2006 ).
       Protein hewani mengandung asam amino yang sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka. Menurut kandungannya, asam amino terbagi atas asam amino essensial dan non essensial. Asam amino essensial adalah asam amino yang sangat dibutuhkan dan hanya didapatkan dari protein hewani yaitu lysine, methionine,  cystine, tryptophan, dan threonine. Hal ini menyebabkan pentingnya mengkonsumsi protein yang bersumber dari protein hewani. ( Gibney, 2009 ).

Tabel 2.1
Bahan makanan sumber protein hewani

Bahan makanan
Berat  ( gr )
urt
Daging sapi
Daging ayam
Hati sapi
Didih sapi
Babat
Usus sapi
Telur ayam
Telur ayam negri
Telur bebek
Ikan segar
Ikan asin
Ikan teri
Udang basah
Keju
Bakso daging
50
50
50
50
60
75
60
60
60
50
25
25
50
30
100
1 potong sedang
1 potong sedang
1 potong sedang
2 potong sedang
2 potong sedang
3 bulatan
2 butir
1 butir besar
1 butir
1 potong sedang
3 sdm
¼ gelas
1 potong sedang
10 biji besar
10 biji besar

Sumber : ( Mary, 2011 )













Tabel 2.2
Bahan makanan sumber protein nabati

Bahan makanan
Berat ( gr )
urt
Kacang hijau
Kacang kedele
Kacang merah
Kacang tanah terkupas
Kacang tolo
Keju kacang tanah
Oncom
Tahu
Tempe
25
25
25
20
25
20
50
100
50

2 ½ sdm
2 ½ sdm
2 ½ sdm
2 sdm
2 ½ sdm
2 sdm
2 potong sedang
1 biji besar
2 potong sedang
Sumber : ( Mary, 2011 )

c.       Syarat
         Menurut Almatsier ( 2006 ), asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein memiliki persyaratan antara lain :
1.      Energi dipenuhi sebesar 40-45 Kkal/kg BB
2.      Protein sebesar 2,0-2,5 g/kg BB
3.      Lemak sebesar 10-25 % dari kebutuhan total
4.      Karbohidrat, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan normal
5.      Makanan di berikan dalam bentuk mudah cerna

d.      Kebutuhan nutrisi
Penentuan jumlah kalori dalam satu hari secara sederhan dapat dilakukan melalui perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar. Pada perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar digunakan pedoman standar diet dalam satuan penukar. Standar diet adalah jenis jumlah makanan untuk makan pagi, siang, sore dan makanan selingan dalam satuan penukar yang sesuai dengan kebutuhan kalori. ( FKUI, 2010 ).
Kebutuhan kalori pada ibu pasca bedah sesar disesuaikan dengan status gizinya. Ibu dengan IMT normal, standar diet yang digunakan pada rentang 2100-2500 Kkal. Hal ini diperoleh dari kebutuhan kalori pada berat badan normal sebesar 1700-1900 Kkal kemudian ditambah dengan 330-550 Kkal untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Jenis makanan memenuhi jumlah kalori sebesar 2100-2500 kkal.
Tabel 2.3
Standar diet seimbang dalam satuan penukar
Pukul
Golongan Makanan

Energi (kkal)


2100

2300

2500
07.00




10.00


13.00





16.00


17.00
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Minyak
Roti
Buah
Susu
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Minyak
Roti
Margarin
Buah
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Minyak
1
1
1
1
2
-
1
-
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1 ½
1
1
1
2
½
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2

2
1
1
1
2
½
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2






Sumber : (  FKUI, 2010 )
Standar diet seimbang  memungkinkan ibu mengkonsumsi sumber bahan makanan yang bervariasi dengan kalori yang sama. Bahan makanan yang bervariasi diharapkan memenuhi berbagai kenutuhan zat gizi yang tdak semua ada pada satu jenis bahan makanan. Akan tetapi, ada ibu post partum yang melakuka pantang makanan pada masa post partum dan pasca pembedahan yang beresiko mengalami kekurangan zat gizi tertentu  ( Budiyanti, 2010).

4.      Pengukuran status nutrisi
Mwnurut Williams ( 1999 ),  penilaian status nutrisi dilakukan dengan empat cara yaitu :
1.    Evaluasi diet dengan food recall, diet history, dan periodik food record
2.    Observasi klinis
3.    tes biokimia darah
4.    Anthropometri
Evaluasi diet merupakan  salah satu cara untuk mengkaji kebiasaan makan ibu, baik jenis, jumlah dan komposisi makanan. Pencatatan jenis makanan yang di konsumsi selama tiga hari umumnya digunakan untuk mengukur status nutrisi ibu dengan melihat jumlah kalori yang dikonsumsi apakah mencukupi jumlah kalori yang di buutuhkan.
5.      Jenis-jenis pantang makanan
Jenis-jenis bahan makanan bagi ibu post partum berbeda antara satu dengan daerah lainnya. Menurut Swasono ( 1997 )  beberapa jenis makanan yang dipantang serta alasannya yaitu : Ikan, karena dianggap menyebabkan perut menjadi sakit.
Ø Telur dan daging, karena telur dianggap akan mempersulit penyembuhan luka sedangkan daging dianggap menyebabkan perdarahan yang banyak.
Ø Buah-buahan yang berbentuk bulat, buah dengan rasa yang asam, mangga, pepaya dan pisang karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi gendut seperti orang hamil.
Ø Sayur yang licin seperti daun talas, daun seraung, kangkung, daun genjer, daun kacang karena dianggap menyebabkan kemaluan menjadi licin.
Ø Roti, kue apem, makanan yang mengandung cuka, ketupat dan makanan yang di tusuk seperti sate dengan alasan akan menyebabkan perut menjadi besar.
Ø Makanan berserat seperti agar-agar, sayur dan buah dengan alasan makanan berserat tersebut hanya untuk ibu yang susah buang air besar. Ibu post partum hanya diperbolehkan mengkonsumsi lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom, tahu, tempe dan kunyit bakar. Pelanggaran terhadap pantangan makanan tersebut akan menyebabkan ibu mendapat sangsi sosial dari keluarga dan lingkungan terdekat

B.     PENELITIAN TERKAIT
Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh  Dewi ( 2012 ) penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang nutrisi dan perawatan luka sectio cesarea yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 33 responden ( 82% ), yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 7 responden ( 17,5 % ), Dan mempunyai sikap positip 9 responden ( 77,5% ), yang mempunyai sikap negatif 31 responden ( 22,5% ). (  Dewi, 2012 ).







C.    KERANGKA TEORI PENELITIAN
Bagan 2.1
Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan nutrisi ibu post partum sectio cesarea











Tingkat pengetahuan yang di capai dalam dominan kognitif :
1.       Tahu
2.       memahami
3.       Aplikasi
4.       Analisis
5.       Evaluasi
 

 






















( Arikunto, 2006 )                        
A.    KERANGKA KONSEP
                Bagan 2.2
Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan nutrisi ibu post partum sectio cesarea







Baik
Cukup
Kurang
 



Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1.       Pendidikan
2.       Sosial budaya
3.       Lingkungan
4.       Pengalaman
5.       Usia

 
 















                                                                                                                        ( Alimul Aziz, 20007 )
Keterangan :

: Diteliti


       : Tidak Diteliti

0 Response to "Model Skripsi Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Nutrisi Post Sectio Cesarea BAB II"

Post a Comment