SEJARAH PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB)
DI KERTAJATI MAJALENGKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan rahmat seta
hidayah nya sehingga pelaksaanaan praktek kerja industry di PT WIJAYA KARYA
dapat di laksanakan dengan lancar. Begitu pula dalam penyususnan laporan ini dapat
dilaksanakan tepat pada waktunya.
Kegiatan praktek
dan penyususnan laporan inidapat terlaksanan dengan baik berkat bantuan dari
pihak terkait. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak KH. Muhyidin aly Syahid Sebagai Pembina Yayasan
Nurusyahid Kertajati Majalengka
2. Bapak Odong Abdurrahman, S.P.d I, S.P.d selaku
kepala Madrasah Aliyah Nurussyahid Kertajati Majalengka yang telah memberi
kemudahan dalam pelaksanaan prakerin.
3. Bapak kepala peminpin PT KSO-WIKA ,PP yang
telah mengijinkan instansi / Lembaga sebagai tempat prakerin.
4. Karyawan dan karyawati yang selalu memberi
tugas sekaligus pengarahan dan ilmu yang baik.
5. Kak Sabra, selaku pembimbing di PT KSO-WIKA,PP
yang telah banyak membimbing dan memberi banyak informasi di tempat kerja
prakerin.
6. Ibu Dewi Mayasarai S.S selaku pembimbing
sekolah yang telah memonitoring dan membimbing pelaksanaan prakerin.
7. Seluruh bapak dan ibu guru staf TU Madrasah
Aliyah Nurusyahid Kertajati yang telah membantu dan memtivasi.
8.
Seluruh pengurus Yayasan Nurusyahid
9. Yang tercinta Bapak sapta dan ibunda Arneti
tercinta yang telah banyak memberi semuanya.
10.
Semua pihak yang turut membantu dalam
pelaksanaan prakerin.
Penyususn menyadrai bahwa laporan praktek ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyususn mengharap adanya saran , masukan
maupun kritik yang membangun guna melengkapi kekurangan laporan ini. Semoga
laporan yang sederhana ini dapat memberi manfaat kepada semua.
31, Maret 2018
Penyusun
Dede Melati Juwita Sari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Prakerin Industri
Prakerin Industri merupakan kegiatan praktek langsung ke proyek
industri konstruksi dan dinilai sebagai jalan awal bagi mahasiswa untuk
menerapkan teori yang didapatkan di perkuliahan kemudian diterapkan pada
pelaksanaan pembangunan. Prakerin Industri dilaksanakan pada perusahaan yang
bergerak pada bidang jasa konstruksi, namun diutamakan pada proyek pelaksanaan
konstruksi yang dikelola secara formal dalam sebuah kontrak kerja. Sebagai
sumber daya manusia kita dituntut untuk mempunyai keahlian, pengalaman dan
kepekaan dalam mengatasi dan menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan
yang terjadi di dunia kerja.
Berdasarkan hal tersebut maka Prakerin Industri sangat membantu
penulis dalam untuk mengaplikasikan hal-hal yang diperoleh selama sekolah
dan diharapkan siswa memperoleh
pengalaman kerja, sehingga ketika memasuki dunia kerja lulusan/alumni telah
memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik
antara perguruan tinggi dunia, konstruksi, instansi pemerintah dan swasta.
Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan pertukaran informasi antara
masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan
penggunaan di dunia industri maupun konstruksi.
Prakerin Industri ini merupakan salah satu syarat yang harus
ditempuh oleh setiap siswa MA Aliyah Nurussyahid Kertajati sebagai salah satu syarat agar
bisa melaksanakan ujiian nasional.
Dalam kegiatan Prakerin
Industri ini para siswa diberikan kebebasan dalam memilih proyek. Di sini
penulis memilih untuk melaksanakan Prakerin Industri di Proyek Pembangunan
Terminal Utama Penumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat – Paket 2 BIJB.
Kegiatan Prakerin Industri ini dilakukan selama 2 bulan, dilakukan jam kerja
setiap hari (Senin sampai Sabtu) kecuali hari libur besar, dari jam 09.00 –
17.00. Seluruh kegiatan Prakerin Industri yang kami lakukan berada dibawah
pantauan dari Main Contractor Proyek Pembangunan Terminal Utama Penumpang
Bandarudara Internasional Jawa Barat yaitu PT KSO-WIKA,PP.
1.2. Tujuan
Penulisan laporan Prakerin Industri ini bertujuan untuk melaporkan
kegiatan yang dilakukan selama Pembangunan Terminal Utama Penumpang Bandarudara
Internasional Jawa Barat – Paket 2 BIJB. Dari pekerjaan ketika di lapangan yang
meliputi pemancangan tiap pancang, pile cap, tie beam, pelat lantai, kolom, penulangan
dan pengecoran, sedangkan pekerjaan di kantor meliputi perhitungan kekuatan
bekisting, proses pengajuan shop drawing, merencanakan percepatan schedule
progress 31%. Pada pekerjaan terminal bandara akan menjadi obyek Prakerin
Industri sehingga diharapkan penulis dapat mengetahui tata cara pelaksanaan
konstruksi tersebut.
Selain itu tujuan laporan ini adalah untuk mengetahui
kendala-kendala yang sering terjadi selama pelaksanaan, faktor yang menyebabkan
timbulnya masalah serta bagaimana cara mengatasinya di lapangan.
Sedangkan tujuan lain yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
Prakerin Industridi Proyek Pembangunan Terminal Utama Penumpang Bandarudara
Internasional Jawa Barat – Paket 2 BIJB ini antara lain :
1.2.1.Tujuan praktek kerja industri
Setelah selesai melaksanakan Prakerin Industri, diharapkan
mahasiswa :
a.
Mengetahui, memahami dan melihat
secara langsung penerapan sistem manajamen konstruksi pada suatu industri
konstruksi
b. Mengetahui masalah yang timbul
dalam penerapan sistem manajemen konstruksi serta mampu memberikan solusinya.
c. Memperluas hubungan dengan
masyarakat industri yang merupakan lapangan kerja mereka setelah lulus.
d. Memanfaatkan data hasil kegiatan
Prakerin Industri, untuk dijadikan sebagai obyek skripsi.
e. Meningkatkan hubungan kerjasama
antara Politeknik Negeri Malang dan industri konstruksi
1.2.2. Tujuan prmbuatan laporan
Setelah melaksanakan Prakerin Industri, mahasiswa mempunyai
kemampuan untuk :
a. Mengetahui penerapan Sistem
Manajemen Konstruksi di Industri Konstruksi
b. Memecahkan masalah penerapan
sistem manajemen konstruksi pada industri konstruksi.
c. Berpikir dan berwawasan yang luas
serta mudah bekerja sama dengan berbagai bidang keahlian.
d.
Menyusun laporan dengan baik dan
benar.
1.1.1.
Gambaran Umum Proyek
Proyek
Pembangunan Terminal Utama Penumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat –
Paket 2 BIJB merupakan salah satu mega
proyek yang sedang berlangsung di Indonesia. Bandara ini direncanakan akan
dibangun pada lahan seluas 5000 hektar dengan luas area Bandara yaitu 1800
hektar dan ada lahan seluas 3200 hektar yang digunakan untuk Aerocity.
Gambar 2.1 Layout Bandarudara Internasional Jawa Barat
Bandara
Kertajati dibangun untuk menggantikan fungsi dari Bandara Husein Sastra Negara
di Bandung. Bandara ini memiliki lahan seluas 1800 hektar dan akan dilengkapi
dengan akses Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan serta akses kereta. Luas terminal
untuk tahun 2017 direncanakan mencapai 118.000 m2 atau 10 garbarata
yang bisa menampung 8,6 juta penumpang / tahun.
Gambar 2.2
Rencana Jangka Panjang BIJB
Pembangunan
bandara ini sudah dimulai sejak tahun 2015, dan pada tahun 2016 ini
pengerjaannya dibagi menjadi 3 paket yaitu Paket 1 pembangunan infrastruktur (ramp simpang susun, jalan akses, dll)
dikerjakan oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk., Paket 2 Pembangunan Terminal
Utama Penumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat – Paket 2 BIJB dikerjakan oleh PT KSO-WIKA,PP, Paket 3
pembangunan bangunan penunjang operasional dikerjakan oleh PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk.
Bandara
Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati akan diselesaikan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dana yang diperlukan untuk pembangunan
hingga rampungnya bandara diperkirakan mencapai Rp. 2,1 triliun. Pemprov Jabar
sudah menyiapkan dana Rp. 500 miliar, sisanya akan ditutupi pemerintah daerah
melalui APBD dan Dana BUMN BPJS.
Pada
pembangunan terminal utama penumpang BIJB diperkirakan menghabiskan dana Rp.
1,395 triliun yang dikerjakan oleh PT KSO-WIKA,PP sebagai Main Contractor menjadi tempat bagi penulis melaksanakan Prakerin
industri. Banyak hal yang dapat dipelajari dariPT KSO-WIKA,PP yang berhubungan
dengan dunia administrasi perkanoran. Dalam hal ini beberapa aspek yang akan
dipelajari yaitu :
1. Sistem Manajerial dari sebuah perusahaan
berbasis Kerja Sama Operasiona (KSO)
2. Standar dan ketentuan K3 yang diterapkan di
dalam atau diluar lokasi proyek.
3. Metode dan pelaksanaan konstruksi pembangunan
kawasan terminal bandara
4. Sistem perusahaan dalam menangani permasalahan
dan kendala dilapangan terkait dengan konstruksi serta menemukan solusi.
B. Lokasi Proyek
Lokasi proyek ini berada di kecamatan Kertajati, kabupaten Majalengka,
Propinsi Jawa-Barat, Indonesia
Gambar 2.3 Lokasi Proyek Bandarudara International Jawa
Barat (BIJB)
C. Site Plan Proyek
Berikut adalah Site Plan Proyek Bandarudara International Jawa Barat (BIJB)
Gambar
2.4 Gambar Site Plan proyek
Site Plan ini berfungsi untuk memberikan
informasi proyek Bandarudara International Jawa Barat, antara lain :
1. Airport Area seluas 1200 Ha
2. Reserved Area seluas 900 Ha
3. Green Area seluas 600 Ha
4. Residence Area seluas 640 Ha
5. Integrated Industry area 960 Ha
6. Bussines Area seluas 384 Ha
7. Tourism dan Recreation area 288
Ha
8. Central Park and Culture Centre
128 Ha
9. Reserved Area for Industry
10. Reserved Area for Recretation & Business infrastruktur for KAC seluas 800 Ha
Tujuan yang
ingin dicapai dari pembangunan
dan pengembangan BIJB
dan Kertajati Aerocity adalah untuk :
1) Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi regional berbasis
potensi daerah, sehingga
mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
2) Meningkatkan daya
saing global Jawa
Barat dalam rangka
mendorong percepatan pertumbuhan
investasi.
3)
Meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di bidang transportasi udara.
D. Lingkup Proyek
Terminal utama BIJB terdiri dari 3
lantai. Secara umum pekerjaan terminal
utama penumpang dibagi menjadi 6 sub pokok, yaitu :
a. Pekerjaan Struktur
(1)
Pekerjaan Tanah
& Urugan
(2)
Pekerjaan Sub Structure& Pondasi
(3)
Upper Structure
(4)
Pekerjaan Ground Water Tank
(5)
Pekerjaan Fix Bridge (4 Unit)
b.
Pekerjaan
Arsitektur
(1)
Lantai 1 (satu)
(2)
Lantai 2 (dua)
(3)
Lantai 3 (tiga)
(4)
Pekerjaan Atap
(5)
Façade
c.
Pekerjaan
Mekanikal & Elektrikal
d.
Pekerjaan
Interior
(1)
Lantai Satu
(2)
Lantai Dua
(3)
Lantai Tiga
e.
Pekerjaan
Pengadaan (NSC PROVISIONAL SUM)
(1)
Pengadaan
Material Sistem Siphonic
(2)
Pengandaan dan
Pemasangan Passenger Boarding
Bridgesystem
(3)
Pengadaan Baggage Handling & Hold Baggage
Screening
f.
Pekerjaan Signage (petunjuk)
Berdasarkan pengamatan penulis
dilapangan selama 2 bulan, pembangunan bandara ini dibagi menjadi 2 pokok
pekerjaan, yaitu :
1)
Pekerjaan
Bangunan Bawah
Pekerjaan bangunan bawah dimulai dari
penyelidikan tanah dilapangan.Pekerjaan ini terdiri dari uji lapangan dan uji
laboratorium.Uji lapangan yang dilakukan adalah Sondir, Bor, Pengujian SPT,
Pengambilan undisturbed sample, dan Piezocone test/CPTu. Dari hasil
penyelidikan tanah dilapangan ini didapatkan jenis tanah, kondisi tanah, dan
spesifikasi tanah yang nantinya akan digunakan sebagai parameter desain
pondasi. Dari hasil desain, digunakan
pondasi tiang pancang persegi dengan ukuran 45 x 45 cm dan fix bridge dengan ukuran 25 x 25 cm pada kedalaman sampai tanah
keras / final set, yaitu berkisar antara 11 – 15 meter dari 0.0 elevasi
penyelidikan tanah. Untuk memasang tiang pancang dibutuhkan berbagai macam
metode pelaksanaan, alat berat, dan mobilisasi sesuai dengan keadaan atau cuaca
yang terjadi dilapangan. Pelaksanaan pemancangan dilapangan menggunakan drop hammer dengan beban hammer 8,3 ton.
2)
Pekerjaan
Bangunan Atas
Setelah selesai pemancangan, tiang pancang
yang bersisa harus dipotong dan slack
tulangan tiang pancang harus disisakan. Selanjutnya dimulai pekerjaan bangunan
atas yang dimulai dengan penulangan pile
cap. Sebelum memulai penulangan pile
cap, tanah sekitar pondasi harus di urug merata terlebih dahulu dan diberi
pasir sesuai dengan desain gambar agar elevasi tanah sesuai dan rata. Setelah
diurug merata, tanah dan pasir disemprot dengan anti rayap yang berguna untuk
mencegah kerugian akibat hama rayap yang dapat memakan properti yang terbuat
dari kayu seperti meja, lemari, kursi, dll. Selanjutnya dilakukan pengercoran
lantai kerja setebal 5 cm. Apabila lantai kerja telah selesai dapat dilakukan
pemasangan tulangan pile cap.Selanjutnya
pemasangan tulangan tie beam,
pengecoran, pekerjaan pelat lantai dan pekerjaan kolom lantai-1.Apabila
pekerjaan lantai 1 telah selesai dilanjutkan dengan perkerjaan lantai-2 dan
lantai-3
E. Pengelolaan
Organisasi
1
Penjelasan Mengenai Kerja Sama Operasional
(KSO)
Salah satu bentuk perjanjian kerja sama konstruksi
yang sangat berkembang di indonesia adalah Kerja Sama Operasi (KSO). Pasal 1
angka 6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/2011 tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan
Badan Usaha Jasa Konstuksi Asing (Permen Pekerjaan Umum) mengatur bahwa kerja
sama operasi (joint operation)
adalah kerja sama antara satu atau lebih
BUJK (Badan Usaha Jasa Konstruksi). Salah satu contoh seperti dalam proyek
Terminal Utama Penumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat yaitu PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk.dan PT Perumahan Pembangunan (Persero)
Tbk.bekerja sama. Dalam hal ini, PT KSO-WIKA,PP bersifat
sementara untuk menangani salah satu proyek yaitu Pembangunan Terminal
Utama Penumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat – Paket 2 BIJB dan
tidak merupakan suatu badan hukum baru
berdasarkan perundang-undangan Indonesia. Permen Pekerjaan Umum ini tidaklah mengatur lebih lanjut lagi
mengenai status hukum, bentuk badan usaha, maupun peraturan yang berlaku bagi
KSO, hanya dijelaskan bahwa KSO ini berkewajiban untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan.
Dalam Perjanjian Kerja Sama Operasi PT. Wijaya Karya (Persero)
Tbk. dan PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
Tbk. ini dibentuk untuk saling
melengkapi kebutuhan satu sama lain yang pada prinsipnya merupakan suatu pola
kerja sama yang melakukan operasi proyek secara bersama dengan hasil dibagi
diantara kedua belah pihak. Dalam kontrak dengan pihak pemberi kerja (project owner) PT.
Bandarudara Internasional Jawa Barat ditandatangani atas nama join operation(JO). Dalam hal ini JO dianggap seolah –olah
merupakan entitas tersendiri yang terpisah dari perusahaan para
anggotanya.Tanggung Jawab pekerjaan terhadap pemilik proyek berada pada entitas
JO, bukan pada masing-masing anggota JO. Masalah pembagian modal kerja atau
pembiayaan proyek, pengadaan peralatan,, tenaga kerja, biaya bersama (join cost) serta pembagian hasil (profit sharing) sehubungan dengan
pelaksanaan proyek didasarkan pada porsi pekerjaan (scope of works) masing-masing yang disepakati dalam sebuah Joint
Operation Agreement.
1.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi membantu memperlancar pekerjaan suatu proyek,
karena dengan adanya struktur organisasi proyek akan ada pembagian kerja yang
jelas antar tiap komponen dalam proyek. Manfaat yang diperoleh dengan adanya
struktur organisasi proyek antara lain:
a.
Tiap-tiap anggota dari struktur organisasi
mengetahui tugas dan tanggung jawabnyaatas setiap aktivitas pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b.
Hubungan kerja antar posisi ditetapkan dengan
jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan yang akan menyebabkan
terjadinya kekacauan.
Untuk struktur organisasi Proyek Pembangunan Terminal Utama
Penumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat disajikan pada Gambar 2.3
Struktur Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Terminal Utama Penumpang Bandarudara
Internasional Jawa Barat, seperti di bawah ini :
Gambar 2.5
Struktur Organisasi
Manajemen Proyek
Gambar
2.6 Struktur Hubungan Kerja PT KSO-WIKA,PP pada
Proyek UtamaPenumpang Bandarudara Internasional Jawa Barat
1.1.2.
Stuktur Organisasai Perusahaan
A. Pengelolahan Organisasi
Dalam Proyek Pembangunan Terminal Utama Penumpang
Bandarudara Internasional Jawa Barat – Paket 2 BIJB terdapat 1 Manajer Proyek,
1 Deputy Manajer Proyek, 2 koordinator divisi Khusus dan 7 kepala seksi setiap
pekerjaan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1) Manajer Proyek & Deputi Manajer
Proyek
Manajer proyek memiliki
tanggung jawab utama yaitu menyerahkan hasil akhir proyek dalam kriteria waktu,
biaya, dan informasi yang telah ditetapkan, termasuk profit yang ditargetkan
dan Deputi Manajer Proyek membantu dan mewakili manajer proyek dalam
menjalankan tugas.
Tugas dan tanggung jawab Manajer Proyek
dan Deputi Manajer Proyek adalah :
a) Merencanakan,
mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan proyek yang
berada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.
b) Mengusulkan
RAB proyek yang akan dilaksanakan
c) Mengorganisasikan, memilih dan
menempatkan orang-orang dalam tim proyek. Mengorganisasikan dan mengalokasikan
sumber daya.
d) Mempersiapkan
/ merencanakan dan mengoperasikan rencana dan metode kerja secara lengkap
meliputi hal – hal :
- Schedule
- Metode
pelaksanaan pekerjaan
- Personil
- Kebutuhan
proyek lainnya sesuai dengan jumlah dan kuantitasnya
e) Mengindentifikasikan masalah-masalah
teknis.
f) Titik
temu dari para konstituen: subkontraktor, user, konsultan, top management.
g) Menyelesaikan konflik yang terjadi
dalam proyek.
h) Merekomendasikan penghentian proyek
atau pengerahan kembali sumber daya.
i) Koordinasi
dengan pemilik satuan kerja sebelum proyek dimulai guna membahas prosedur,
schedule, perhitungan program dan lain – lain
j) Mengajukan
kebutuhan uang muka dan mempertanggungjawabkan pemakaiannya
k) Melaksanakan
pertemuan rutin dengan pemilik satuan kerja ataupun personil proyek demi
kelancaran jalannya proyek
2)
Divisi SHE
Tugas
dan tanggung jawab divisi Safety Health
Environment Proyek adalah :
a) Melakukan
koordinasi dengan koordinator setiap Pekerjaan, mandor, pekerja, dan isntansi
yang terkait
b) Bertanggung
jawab akan keselamatan dan kesehatan kerja tim proyek
c) Bertanggung
jawab akan kondisi lingkungan di area proyek
d) Melaporkan
kondisi kesehatan dan keselamatan pekerja, serta kondisi lingkungan area kerja.
3)
Divisi Quality Control
Tugas
dan tanggung jawab divisi Quality Control
Proyek adalah :
a)
Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan
barang untuk intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau
owner untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan
kriteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.
b)
Membuat surat teguran atau menegur secara langsung
kepada pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan atau pengadaan material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan
dilapangan.
c) Melakukan pengecekan terhadap material yang akan
didatangkankan maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status
kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat
kualitas bahan.
d) Mengikuti jalannya pelaksanaan pembangunan sehingga
setiap penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan
dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan pengecekan pekerjaan
pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu yang kurang baik harus
dilakukan bingkar pasang yang dapat menyebabkan biaya tambahan.
e) Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
f)
Meminta contoh material atau brosur yang berisi
spesifikasi material bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga
material terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.
g)
Membuat laporan
dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan Quality Control pada proyek bangunan.
4)
Seksi Keuangan dan Administrasi
Tugas
dan tanggung jawab divisi Seksi Keuangan dan Administrasi Proyek adalah:
a)
Melakukan seleksi atau perekrutan
pekerja diproyek untuk pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan
spesialisai keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
b)
Pembuatan laporan keuangan atau laporan
kas bank proyek, laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar
hutang dan lain lain.
c) Membuat dan melakukan verifikasi
bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
d)
Mengisi data-data kepegawaian,
pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan
dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.
e)
Membuat laporan akutansi proyek dan
menyelesaikan perpajakan serta retribusi.
f) Mengurus tagihan kepada pemilik proyek
atau jika kontraktor nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat
laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke
bagian keuangan pusat.
g) Membantu Manajer Proyek terutama dalam
hal keuangan dan sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat
berjalan dengan baik.
h) Membuat laporan ke pemerintah daerah
setempat, lurah atau kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
i) Mencatat aktivitas proyek meliputi inventaris,
kendaraan dinas, alat-alat proyek dan sejenisnya.
5)
Seksi Pengadaan dan Peralatan
Seksi Pengadaan dan Perlatan bertugas
sebagai pengawasan material bahan bangunan dan pengadaan barang, termasuk di
dalamnya adalah membuat jadwal pengadaan, pemakaian bahan dan peralatan proyek.
Kemudian seksi ini juga bertugas untuk
menyediakan pembelian bahan dan peralatan yang telah diputuskan oleh
koordinator pelaksana sesuai dengan jadwal pengadaan. Logistik dan peralatan
juga perlu menyusun suatu sistem administrsi tentang penerimaan,
penyimpanan,dan pemakaian barang.
6)
Seksi Mekanikal Elektrikal dan Plumbing
Tugas
dan tanggung jawab divisi Seksi Mekanikal Elektrikal dan Plumbing Proyek
adalah:
a) Melakukan reviewgambar MEP dari konsultan perencana.
b) Melakukan Koordinasi dengan seksiengineering dan divisi lainnya.
c) Melakukan pengecekan dan juga
mengkoreksi gambar dari engineering dan perencana konsultan.
7)
Seksi Engineering Struktur dan
Arsitektur
Seksi Engineering Struktur dan
Arsitektur fokus pada perhitungan construction
engineering, value engineering,
pembuatan shop drawing, time control, metode kerja, approval material dan pengawasan
pelaksanaan engineering proyek.
8)
Seksi Komersial
Tugas
dan tanggung jawab divisi Seksi Komersial Proyek adalah :
a) Menyiapkan
rencana kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan konstruksi.
b) Menetapkan
target kegiatan konstruksi.
c) Melaksanakan
pengukuran kinerja biaya dan waktu.
d) Mengevaluasi
biaya, mutu dan waktu.
9)
Seksi Manajer Konstruksi MEP
a) Monitoring prosedur,
pekerjaan, instalasi equipment sesuai
project spec& Mechanical Electrical
Plumbing spec.
b) Pemeriksaan
& pengawasan kualitas hasil pekerjaan Mechanical
Electrical Plumbing.
c) Pemeriksaan
fasilitas SHE & menjaga jam kerja aman (zero
accidnet).
10)
Seksi Manajer Konstruksi Engineering
a) Monitoring prosedur,
pekerjaan, instalasi equipment sesuai
project spec & engineering spec.
b) Pemeriksaan
& pengawasan kualitas hasil pekerjaan engineering.
c) Pemeriksaan
fasilitas SHE & menjaga jam kerja aman (zero
accidnet).
1.1.3. Kegiatan usaha
A. Manajemen
Sumberdaya
B. Manajemen
Sumberdaya Manusia
Keberhasilan proyek juga ditentukan oleh system
pengendalian manajemen proyek.Untuk itu kelancaran proyek ditentukan oleh
unsur-unsur yang menangani pelaksanaannya.Unsur-unsur tersebut harus
benar-benar dalam melaksanakan proyek dan diatur dalam organisasi kerja yang
tertib.
Struktur organisasi pelaksanaan untuk proyek yang satu
dengan yang lain berbeda-beda, tergantung pada:
1.
Lingkup
dan besarnya proyek.
2.
Sifat
berhubungan kontraktuil dengan klien.
3.
Potensi
perusahaan.
4.
Angggota
staf yang tersedia untuk proyek tersebut.
5.
Prinsip-prinsip
berikut perlu diperhatikan dalam penyusunan organisasi di lapangan :
1)
Jalur
instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
2)
Masing-masing
staff harus memiliki uraian pekerjaan (Job
Discribtion) secara jelas dan terperinci.
3)
Masing-masing
individu dibekali dengan wewenang untuk mengambil keputusan sesuai jabatannya.
Keberhasilan proyek juga ditentukan oleh system pengendalian dan manajemen proyek. Dalam Proyek Paket Konstruksi Sisi Darat Tahap 1A
Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) setiap pekerja dilindungi dan
dijamin Jamsostek. Untuk itu kelancaran proyek ditentukan pula oleh unsur-unsur yang mengawali
pelaksanaan proyek di lapangan. Unsur-unsur tersebut yaitu:
1.
Project
Manager dan Deputy Project Manager
Project Manager danDeputy Project Manager merupakan wakil
dari kontraktor dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan proyek. Project Manager danDeputy
Project Manager memiliki wewenang dalam memutuskan kebijaksanaan dan tindakan
yang harus segera diselesaikan mengenai masalah-masalah dalam pelaksanaan
proyek.
2.
Site Manager
Site Managermemiliki tugas dan tanggung jawab penuh atas segala
hal yang menyangkut pelaksaan proyek di lapangan, serta kegiatan
pengkoordinasian yang melibatkan para staff dan bawahannya.
Tugas dan wewenang Site
Manager, yaitu:
1)
Mengkoordinasikan
seluruh pekerjaan di lapangan.
2) Bertanggung
jawab dalam menerjemahkan gambar rencana ke pelaksanaan pekerjaan sebenarnya.
3) Membuat
metode kerja berdasarkan metode pelaksanaan yang dibuat oleh Project Manager.
4) Mengatur
pemakaian material, upah dan peralatan sesuai pelaksanaan.
5) Mengadakan
komunikasi dengan kantor pusat jika terjadi penyimpangan di lapangan. Setiap
permasalahan yang ada, harus segera megadakan rapat dengan atasan untuk mencari
solusi permasalahan yang ada.
6)
Mengendalikan
semua pelaksaan pekerjaan di lapangan.
7)
Membuat
sistem kerja, Network Planning dan
Time Schedule pelaksanaan secara
baik.
8)
Mengevaluasi
kemajuan pekerjaan di lapangan.Mengendalikan sember daya, baik bahan, alat
maupun tenaga kerja.
9)
Menyusun
laporan kemajuan proyek.
3.
Bagian
Keuangan
Tugas dari bagian keuangan yaitu mengatur keluar masuknya keuangan
proyek.Bagian keuangan proyek juga bertugas untuk membuat laporan keadaan
kas anggaran pembangunan tiap akhir bulan, serta menyelenggarakan tata kearsipan yang berkaitan atauberhubungan dengan bukti-bukti pengeluaran
pembayaran.
4.
Engineer (Struktur, Arsitektur, Quantity
Surveyor, Mechanichal dan
Electrichal, Drafter), Chief Engineer (Site Engineer), fokus pada perhitungan Construction Engineering, Value
Engineering, pembuatan Shop Drawing,
Time Control dan pengawasan
pelaksanaan Engineering proyek.. Tugas fungsi Engineering
adalah sebagai berikut:
1)
Mengkoordinir pembuatan Master
Schedule dan breakdown aktivitas
bulanan dan mingguan.
2)
Mengkoordinir penentuan Schedule
material dan persetujuan material dari owner.
3)
Mengkoordinir pembuatan Shop
Drawing.
4)
Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan Value Engineering (VE).
5)
Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara
periodik.
6)
Dalam pelaksanaannya, fungsi engineering merencanakan tugas-tugas
tersebut di atas pada tiga aspek, yaitu stuktur, arsitektur dan mekanikal
elektrikal.
7)
Lingkup pekerjaan struktur meliputi pekerjaan sub structure (pondasi), upperstructure
(struktur gedung) dan struktur atap. Jenis pekerjaan struktur meliputi
pekerjaan beton dan baja.Untuk lingkup pekerjaan arsitektur meliputi pekerjaan finishing yang terdiri dari finishing dinding, lantai, plafond,
pintu jendela dan penutup atap. Jenis pekerjaan atau material arsitektur (finishing) sangat beragam, sehingga
memerlukan pembahasan tersendiri. Sedangkan lingkup pekerjaan mekanikal
elektrikal, meliputi instalasi penerangan (elektrikal), air bersih, air kotor
& limbah, tata udara, pemadan kebakaran dan pekerjaan instalasi elektronik.
5.
Administrasi
Tugas dari administrasi yaitu mengurus administrasi
dan mengurus distribusi surat keluar dan masuk yang berhubungan dengan proyek
yang selanjutnya didistribusikan ke bagian lain.
6.
Surveyor/ Juru Ukur
Juru ukur mempunyai tugas mengadakan pengukuran dan
pengelolaan gambar-gambar proyek.
7.
Mekanik
Bagian
mekanik mempunyai tugas memperbaiki maupun memeriksa secara berkala keadaan
mesin yang dipergunakan di proyek.Disamping itu memeriksa secara berkala keadaan mesin apakah
masih layak pakai.
8.
Logistik
Bagian Logistik bertanggung jawab dalam hal pengadaan
barang maupun jasa yang berhubungan dengan proyek.
9.
Kepala Gudang
Kepala
gudang bertanggung jawab terhadap keberadaan bahan dan peralatan yang ada
di gudang. Segala bahan dan peralatan
yang keuar masuk gudang harus dengan sepengetahuan kepala gudang.Kedatangan dan
penggunaan bahan dicatat untuk kemudian dibuat laporan tentang besarnya bahan
yang telah msuk dan pemakaian untuk diketahui stok yang ada.
10.
Pelaksana
Arsitek
Pelaksana
Arsitek bertugas memahami gambar kerja rencana dan spesifikasi teknis sesuai dengan
desain arsitektur yang ada, melaksanakan perkerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan dan gambar kerja desain spesifikasi teknis sesuai dengan desain
arsitek.
11.
Pelaksana
Struktur
Pelaksana
Struktur bertugas memahami gambar kerja rencana dan spesifikasi teknis sesuai
dengan struktur yang direncanakan, melaksanakan pekerjaan sesuai program kerja
mingguan dan gambar kerja desain spesifikasi teknis sesuai dengan struktur yang
rencanakan.
12.
Mandor
Mandor
mempunyai tugas mengawasi dan mengatur pekerjaan tukang-tukang dan pekerjaan di
bagian yang berada dalam tanggung jawabnya.
C. Manajemen Sumberdaya Peralatan
Manajemen alat
dilakukan oleh kepala pengawas.Alat yang paling diperlukan berdasarkan waktu
pelaksanaan dibagi menjadi 2 yaitu alat untuk persiapan pekerjaan pondasi dan
alat pada saat pembangunan gedung.
Untuk lebih detailnya,
berikut adalah beberapa jenis peralatan
yang digunakan dalam
proyek ini antara lain:
1.
Pile Driver dengan Drop Hammer
Pile
Driver adalah alat yang
digunakan untuk memasang/memancang tiang pancang ke dalam tanah menggunakan Drop Hammer yang berupa palu berat yang
diletakkan pada ketinggian tertentu diatas tiang kemudian dilepaskan dan jatuh
mengenai tiang.
Gambar
2.7 Pile Driver dengan Drop
Hammer
2. Excavator
Ekskavator atau excavator
(Mesin pengeruk) adalah salah satu alat berat yang terdiri dari mesin di atas
roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm),
alat pengeruk (bucket), keranjang dan
rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian
(akskavasi). Biasanya digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa
penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.
Gambar
2.8Excavator Komatsu PC200
3. Loader
Loader adalah alat yang umum dipakai dalam proyek konstruksi untuk
pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truk atau membuat
timbunan material.Jarak tempuh loader biasanya tidak terlalu jauh. Pada
bagian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini
umumnya disebut ront-endloader.
Gambar 2.9 Loa der Caterpillar 910
Tower crane adalah salah satu jenis alat berat yang sering
digunakan untuk membangun gedung bertingkat atau
jembatan.Fungsi tower
crane ini adalah untuk
mengangkut material atau bahan maupun konstruksi bangunan dari bawah menuju
bagian yang ada di atas.
Gambar 2.10Tower Crane
5. Truk Mixer
Truk
Mixer adalah alat transportasi
khusus untuk beton cor curah siap pakai (Ready
mix concrete) yang dirancang untuk mengangkut campuran beton curah siap
pakai (Ready mix concrete) dari
Batching Plant (Pabrik Olahan Beton) ke lokasi pengecoran.
Gambar
11.Truk Mixer dan Bucket
2. 3.1.3 Manajemen Sumberdaya Material
Dalam hal manajemen
sumberdaya material, material harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar
kebutuhannya mencukupi pada waktu dan tempat yang di inginkan. Oleh karena itu,
dikenal dengan istilah “Just In Time
“ dimana pemesanan, pengiriman, serta ketersediaan material saat di lokasi
sesuai dengan jadwal yang di rencanakan
Kebutuhan material
biasanya di sediakan oleh pemasok yang hubungan kontrak nya berlangsung dengan
kontraktor pelaksana dan telah di setujui dengan pemilik proyek melalui
wakilnya. Dalam pengelolaan di butuhkan beragam informasi, diantaranya :
1) Kualitas material yang dibutuhkan
menggunakan tipe tertentu dengan mutu harus sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi proyek.
2) Spesifikasi material, merupakan
dokumentasi persyaratan teknis material yang direncanakan dan menjadi acuan
untuk pemenuhan kebutuhan.
3)
Lingkup penawaran yang diajukan oleh
beberapa pemasok adalah dengan memilih harga yang paling murah dengan kualitas
material yang terbaik.
4) Waktu pengiriman / delivery , menyesuaikan dengan jadwal pemakaian material.
5) Pajak penjualan material dibebankan
kepada pemilik proyek yang telah di hitung dalam harga satuan material atau
dalam harga proyek keseluruhan.
6) Termin pembayaran logistik material harus
disesuaikan dengan cash flow proyek
agar liquiditas keuangan proyek tetap
aman.
7) Pemasok material adalah rekanan
terpilih, telah bekerja sama dengan baik dan memberikan pelayanan yang
memuaskan pada proyek sebelumnya.
8) Gudang penyimpanan material harus cukup
menampung material yang siap dipakai, sehingga kapasitas dan lalu lintas
material harus diperhitungkan.
9) Harga material dapat naik sewaktu waktu
saat proyek di laksanakan, sehingga eskalasi harga harus di masukan dalam
komponen harga satuan.
10) Jadwal
penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan proyek dan waktu pengiriman
material dari pemasok.
Prosedur Pengadaan Material
1)
Dari master schedule, dibuatkan subschedule
untuk meterial yang sesuai dengan item-item pekerjaan.
2) Membuat rencana kebutuhan material serta
rincian pemakaian dan volume yang digunakan, sehingga di dapatkan prioritas
penggunaan material di lokasi proyek untuk diajukan ke bagian Pengadaan.
Bagian Pengadaan melakukan klarifikasi kebutuhan
material terhadap spesifikasi,
volume, dan item pekerjaan. Bila klarifikasi sesuai, bagian Pengadaan
memproses pengadaan material. Sumber Pokok dari PT. Wika-KSO
0 Response to "SEJARAH PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) BAGIAN KE 1 (LAPORAN PKL ANAK MA NURUSSYAHID KERTAJATI)"
Post a Comment