Maknai Hidup Kita ini dengan Keindahan Prilaku Yang indah dan,Baik Untuk Bekal Pada Saat Kita Kembali Pulang Ke Alam Kelanggengan



BOARDING PASS KEHIDUPAN
Rasulullah bersabda, berbahagialah orang yang sibuk berbuat baik sampai tidak sempat untuk berbuat buruk
            Jika anda akan menaiki pesawat terbang, sementara duduk di ruang tunggu, kita disyaratkan mesti sudah mengantongi Boarding Pass. Yaitu karcis untuk menaiki pesawat yang berisi informasi jam keberangkatan, pintu masuk menuju pesawat, nomor kursi, nama pesawat dan kota yang dituju.
          Ketika usia semakin tua, setiap saya jalan-jalan ke luar negeri dan duduk-duduk di airport internasional, pikiran saya jauh menerawang membayangkan dari mana dan hendak kemana sekian banyak orang yang bertemu dan berkumpul sesaat di airport itu. Betapa indahnya kehidupan. Tuhan telah menciptakan manusia dengan keragaman suku, bangsa, bahasa, warna kulit, tradisi, keyakinan agama, jenis pekerjaan, dan sebagainya yang semuanya berada dalam airport dan pesawat yang sama. Terbayang di benak saya, pelanet bumi ini pun tak ubahnya pesawat yang melayang-layang di angkasa semesta, penumpang utamanya tak lain adalah kita warga manusia sejagad. Subhanallah.
          Suasana di airport umumnya menyenangkan. Masing-masing orang sibuk dengan urusan dirinya. Ada juga yang pergi dengan rombongannya, mereka saling menjaga dan membantu yang lain. Ada yang asyik ngobrol, ada yang baca buku, ada yang tiduran, ada yang asyik sms an, ada yang belanja dan sebagainya. Namun yang pasti ke semuanya bersikap santun dan tertib.
          Masing-masing sudah mengetahui jam keberangkatannya yang memang sudah di tunggu-tunggu untuk meneruskan perjalanan lebih lanjut. Lagi-lagi, pikiran saya suka menerawang, bukan kah kita semua ini tak beda dari penumpang pesawat yang tengah kita tunggu kedatangannya? kita semua tengah berada di ruang tunggu, hanya saja yang memegang boarding pass adalah Malaikat Izrail.
          Ketika berada di airport, kadang kala kesadaran saya bercabang menatap perjalanan dunia yang tengah saya jalani, dan juga perjalanan ke akhirat yang tengah saya tapaki mendekati jam dan tanggal terbang yang boarding pass nya di tangan Izrail. Kesadaran lain yang selalu muncul adalah apresiasi dan kekaguman saya seputar festival hidup dengan aktor manusia yang tampil dari beragam budaya,bahasa, rupa dan agama. Bagi saya ini tak hanya merupakan keasyikan tersendiri berada bersama dan di tengah mereka, tetapi juga bagaikan buku kehidupan yang menarik dibaca.
          Sering muncul pertanyaan, tetapi tidak tahu jawabnya. Mau kemana tujuan mereka, bagaimana suasana batin serta apa yang mereka pikirkan ?
          Bahagia kah hidup mereka ? apakah nantinya mereka itu jadi penghuni surga atau ada yang mampir ke Neraka ? adaikan ke Neraka, alangkah kasihannya, dan apa yang membuatnya ke Neraka? apa posisi dan jabatan dalam masyarakatnya? dan sekian pertanyaan yang kadang muncul tanpa saya undang.
          Jadi, bagi saya dunia.ini kadang kala tampil bagaikan ibarat airport. Kita sama-sama berada di ruang tunggu (waiting room) menunggu jam keberangkatan (Take off) menaiki pesawat yang rute perjalannya melewati batas dunia, namun kita mesti masuk dulu melewati pintu kematian (mortality gate).
          Saya berdoa semoga ketika suatu saat ajalku sudah dekat, saya merasa bergairah menjemputnya sebagaimana ketika hendak masuk pesawat terbang. Kita semua mesti siap dan penuh antusias mengingat jadwal kematian sudah pasti dan semoga perjalan itu menggembirakan dan memperkaya batin ibarat wisata ruhani. Tidak hanya wisata, bahkan sesungguhnya pulang kepelukan Tuhan yang Maha Kasih. Ibarat perjalanan, ketika kebanyakan bagasi yang tidak berguna maka akan merepotkan.juga ketika keluarga tidak merelakan,hati tidak merasa nyaman dalam perjalanan.
          Karna waiting room itu berarti ruang tunggu, maka masa menunggu adalah masa yang singkat. Namun, di ruang itu, walaupun sebentar akan menjadi lama kalau seseorang tidak bisa mengisi waktu dengan produktif dan menggembirakan. Waktu mempunyai dimensi psikologis. Bagi orang yang happy, waktu itu berlangsung sangat cepat sekali dan sangat berharga. Sementara, bagi orang yang hidupnya unhappy, tidak produktif, bahkan menyengsarakan hidupnya dengan tindakan yang mubazir, maka waktu terasa lambat sekali jalan nya.
          Sekadar contoh, orang yang berada dalam tahanan, jika tidak pandai, menata hati, maka ia akan merasakan sehari bagaikan setahun. Bagi orang yang happy di luar tahanan mungkin sebulan bagaikan sehari. Hanya saja perlu diingat bahwa apa yang membuat tidak terasa itu bisa saja perbuatan baik atau perbuatan buruk. Karena, banyak juga aktivitas yang tidak baik juga mendatangkan keasyikan. Semoga saja Allah memberikan hidayah pada kita rasakan asyik adalah juga yang bagus dan di ridainya.
          Sebagai ilustrasi, mengapa kehidupan di dunia ini disebut sebagai permainan dan sesustu yang melalaikan, kita bisa merasakan saat kita masih kecil. Pada masa kanak-kanak kita biasanya terlalu asyik bermain hingga lupa makan, lupa tidur siang, lupa belajar, atau lupa membantu orang tua. Demikian juga dalam menjalani hidup di dunia ini, mengejar kekayaan itu tidak dilarang, memburu jabatan juga di perbolehkan, namun harus di ingat agar apa yang dikejar itu menjadi instrument untuk meningkatkan iman dan memperbanyak amal kebajikan. Kita semua tahu, hanya mereka yang kaya yang bisa menolong orang miskin, hanya mereka yang pintar yang bisa menolong yang bodoh, dan hanya mereka yang kuat yang bisa menolong yang lemah.
          Dunia ini memiliki dimensi permainan yang bisa membuat orang lalai, karena itu islam mengajarkan kita untuk menyibukan diri dengan berbuat baik, sehingga tak ada waktu bagi kita untuk berbuat buruk. Rasulullah bersabda, berbahagialah orang yang sibuk berbuat baik sampai tidak sempat untuk berbuat burukBerbahagialah mereka yang sibuk mengintrospeksi kekurangan dirinya sendiri sehingga lupa melihat kekurangan orang lainberbahagialah seseorang yang hatinya diisi kerinduan kepada Tuhan sampai tidak ada ruang untuk menampung bisikan setan. Sementara menunggu pesawat kematian, mari kita menyibukan diri dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat.

0 Response to "Maknai Hidup Kita ini dengan Keindahan Prilaku Yang indah dan,Baik Untuk Bekal Pada Saat Kita Kembali Pulang Ke Alam Kelanggengan"

Post a Comment